Kalau
begitu, siapa sebenarnya pemimpin visioner itu, Dok?
Pemimpin
visioner adalah pribadi-pribadi unggul, merujuk kepada Stephen R. Covey.
Apakah
visi yang tepat dan feasible menandai bahwa pemimpin atau manajer itu
adalah
prbadi unggul dalam perusahaannya?
Tepat
sekali, Pak Yudhy. Dengan mengingat salah satu hasil pemikiran Komaruddin
Hifayat, kita akan terbantu menemukan pribadi unggul itu. Komaruddin
menyatakan, ‘Dalam sejarah, banyak pribadi unggul yang bahkan mampu membangun
paradigma pemikiran baru dan mengubah jalan serta peta sejarah. Mereka bukan
sekedar trend setters, tetapi history makers’.
Siapa
history makers itu? Tentu saja mereka yang punya visi jelas dan mampu
mengimplementasikannya dengan baik dan tepat. Sebut saja Columbus yang berhasil
menemukan Benua Amerika, Jenghis Khan, Penguasa Besar Bangsa Mongol, atau di
zaman modern ini kita bisa sebut sejumlah besar nama termasuk Bung Karno, Lee
Kuan Yew, Nelson Mandela, dan yang lain.
Pemimpin dalam perusahaan harus juga menjadi history maker, Dok?
Of
course, Pak Yudhy! Setidak-tidaknya menjadi history maker dalam perusahaan dan
di lingkungannya, betapapun kecilnya lingkungan itu. Melalui penyusunan dan
implementasi visi, pemimpin perusahaan harus mampu menjadi history maker.
Ini
yang saya katakan sebagai, menambahkan goresan tinta emas dalam sejarah.
Sebenarnya siapapun mampu melakukan itu, bukan hanya para pemimpin. Untuk apa
kita belajar sejarah? Tidak cukup hanya untuk meniru yang baik dan tidak
mengulangi yang tidak baik! Itu tidak ada lebihnya! Belajar sejarah seharusnya
menggugah kita untuk menambahkan goresan tinta emas dalam lembaran sejarah yang
amat luas, tebal, dan berarti itu, betapa halus dan samarnyapun goresan itu!
Hanya dengan begitulah siapapun, termasuk manajer dan pemimpin, bisa menjadi
history makers.
Apakah
hanya visi yang berguna bagi pribadi unggul yang akan menjelma menjadi history
maker, Dok?
Pertama-tama
visi, Pak. Namun, lagi-lagi Komaruddin Hidayat bisa membantu
kita. Beliau berpendapat, ‘Dalam kajian
manajemen, sosok pribadi unggul setidaknya memenuhi tiga kriteria, yaitu
visioner, punya imajinasi, dan wawasan jauh ke depan dalam mengemban tugasnya
di tengah perubahan dan persaingan global yang sulit diprediksi. Kedua,
memiliki ketrampilan manajemen, managerial skills, guna memimpin proses
perubahan yang tertuang dalam program nyata. Ketiga, mereka harus memiliki
integritas kuat, sesuai antara ucapan dan tindakan, walk the talk, sehingga
menjadi panutan bagi lingkungannya’. Uraian ini amat kaya makna, Pak.
Begitu idealnyakah sehingga sulit sekali
dicapai, Dok?
Betapapun sulitnya, hanya satu kata yang membantu
menggapainya, Pak, usaha!
Andaikan pemimpin itu tidak mampu berusaha
sendiri?
Dia tidak harus hanya berusaha sendiri, Pak Yudhy.
Semua yang ada di sekelilingnya harus membantu! Harus! Dengan hati terbuka.
Jadi dibutuhkan lingkungan yang mendukung seseorang untuk menjadi pemimpin
berkepribadian unggul. Harus diciptakan ruangan dan nuansa yang memungkinkan
semua kemampuan dan potensi seseorang sungguh-sungguh mekar optimal dan pada
gilirannya, semua yang mekar itu balik bermanfaat bagi mereka yang
mendukungnya. Di sinilah diperlukan, apa yang dikatakan pakar, leveled playing
field, ruang ‘bermain’ yang berlaku sama bagi setiap orang.
Hal inilah yang saya gambarkan dalam Fenomena Tahu
Goreng, Pak Yudhy. Kalau kita memperhatikan penjual tahu goreng di pinggir
jalan, kita akan menemukan fenomena ini.
Semua tahu dipotong dengan ukuran yang hampir sama, diberi adonan tepung yang
sama, dimasukkan dalam waktu yang beda tipis ke dalam kuali penggorengan yang
juga sama. Lalu semua tahu dibiarkan matang menurut kemampuan masing-masing.
Akhirnya, barulah penjual melihat, mana tahu goreng yang pantas diangkat lebih
dulu karena sudah matang dan mana yang harus dibiarkan dulu agar benar-benar
matang.
Jadi, sekali lagi harus dikreasikan dan difasilitasikan situasi dan kondisi yang sungguh memungkinkan munculnya para pemimpin berkepribadian unggul, pribadi unggul, yang lebih kompeten, lebih kreatif dan lebih inovatif sehingga lebih produktif, dan pada gilirannya lebih mampu memajukan perusahaan dengan munculnya karya yang juga semakin lama semakin unggul.
Jujur saja, Dok, tidak mudah menciptakan
nuansa seperti itu.
Inilah masalah besar yang seharusnya lebih dulu
diurai, Pak Yudhy! Tidak jarang kita temukan, terlebih dalam perusahaan yang
dikelola dengan kecenderungan manajemen konvensional, walaupun banyak pemiliknya justru berpendidikan tinggi dalam ilmu manajemen, orang-orang ‘didudukkan’
bukan karena kompetensi tetapi karena ‘sesuatu dan lain hal’.
Contoh ini juga terjadi dalam penentuan direktur
rumah sakit. Hanna Permana Subanegara, pakar perumahsakitan pernah menulis,
‘Pada umumnya dalam menentukan direktur rumah sakit hanya berdasarkan kenalan,
melihat pengalaman yang bersangkutan dalam mengelola rumah sakit sebelumnya,
kedekatan, ikatan keluarga, keterpaksaan dari pada tidak ada direktur, sangat
patuh dan penurut, sangat baik perilakunya, senioritas, pangkat yang paling tinggi,
dan sebagainya’. Ini juga terjadi dalam perusahaan-perusahaan lain, bahkan pada
institusi pendidikan, yang seharusnya jauh lebih bernalar dan berlogika jernih,
Pak Yudhy.
Seharusnya yang duduk menjadi pemimpin bukanlah
mereka yang kebetulan duduk karena punya kekuasaan atau koneksi, mendapat
kemudahan, ataupun diberi privilege. Pemimpin seharusnya adalah mereka yang
memang unggul! Hanya mereka yang memang unggullah yang mampu menjadi pemimpin transformasional karena mereka visioner, pemimpin visioner!
Terimakasih banyak, Dok. Diskusi kita sangat
berharga.
Sama-sama, sayapun berharap demikian, Pak Yudhy.
- CATATAN CINTA GREG 2 : I AM THE RIGHT MAN .......!
- MENGAPA LANSIA RENTAN INFEKSI ?
- KANKER PROSTAT : MOMOK KAUM PRIA
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : KONSISTENSI
- CATATAN CINTA GREG 1 : 'HADIAH' PAK WILLIAM
- TIPS ‘MOVE ON’ DARI ‘MASA LALU’
- TIPS LANGSING : KONSUMSI MINYAK ZAITUN !
- TIPS PENTING MELINDUNGI LUTUT TERHADAP NYERI
- KEPRIBADIAN UNGGUL PEMIMPIN: PERGESERAN PARADIGMA !
- NGOROK BIKIN HIPERTENSI ? ITU 'OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA' !
- ANDA NGOROK ? JANGAN-JANGAN OSA (OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA) !
- DIET TEPAT 'PERANGI' ASAM URAT
- CARA TEPAT PANTAU RISIKO ASAM URAT
- CARA MUDAH KENALI HIPOGLIKEMIA PADA DIABETESI
- OBESITAS: PENTING MANA, BMI ATAU LINGKAR PERUT ?
- TIPS PENTING 'MEMAKSA' KARYAWAN MENGAKUI KEBOHONGAN
- DIET KELIRU PENGUNDANG PENYAKIT
- CARA PENTING MEMBANTU ANAK DISLEKSIA
- ANAK IBU SULIT BELAJAR ? JANGAN-JANGAN DISLEKSIA !
- APA ITU SINDROM METABOLIK ?
- APA ITU 'KERACUNAN GULA' ?
- APA ITU PREDIABETES ?
- KEINTIMAN SUAMI ISTRI: VVIT !
- KEJANG DEMAM YANG HARUS DIWASPADAI