Menjadi tenaga eksekutif alias
boss pada segala tingkatan di abad ini bukan pekerjaan mudah, apalagi menghadapi sejumlah besar
karyawan dengan seabreg-abreg tingkah dan polah. Salah satu tingkah polah
karyawan yang sungguh buat ‘enek’ adalah ketidakjujuran alias kebohongan. Memang,
kita tidak bisa mengharapkan setiap orang selalu jujur pada setiap kesempatan
dan kepada setiap orang. Nah, bagaimana kiat ‘memaksa’ karyawan untuk jujur dan
mengakui kebohongannya?
PENDEKATAN KEPERCAYAAN:
Pertama-tama
yakinkan karyawan Anda akan kepercayaan yang telah Anda tanamkan dalam diri
Anda tentang dia selama ini. Sampaikan bahwa selama ini Anda sangat percaya
bahwa dia adalah orang jujur dan patut dipercaya. Sampaikan juga bahwa Anda
merasa sangat terpukul dan kecewa kalau kepercayaan Anda kepadanya
disalahgunakan dan dikhianati. Mintalah dia untuk berkata jujur dan Anda akan
memaafkannya kali ini, tentu saja bila memang masih bisa dimaafkan. Kalau tidak,
‘Maaf, saya tidak bisa memaafkan Anda kali ini!’.
Memang,
tidak setiap orang yang mengaku beragama dan beriman selalu jujur. Namun setidak-tidaknya,
masih banyak orang takut akan Tuhan dan menghormatiNya! Karena itu, pendekatan
moral dan nilai-nilai agama diharapkan menjadi alat ampuh untuk ‘memaksa’
seseorang berkata dan bertindak jujur. Kadang-kadang ketakutan akan hukuman
yang bisa diberi oleh Sang Mahakuasa bisa menyadarkan seseorang akan kekeliruannya,
termasuk ketidakjujuran dan kebohongan. Ingatkan karyawan Anda, walaupun
pastilah karyawan Anda itu sudah sangat tahu, Beliau adalah Sang Maha Melihat, Maha
Mendengar, dan Maha Tahu dan tak ada sesuatupun yang luput dari pendengaran,
penglihatan, dan pengetahuan Beliau!
PENDEKATAN PENGAKUAN TERTULIS:
Surat,
apakah surat konvensional atau surat elektronik atau yang istilah kerennya
email bisa dipakai untuk mengungkap kebenaran dan membongkar kebohongan dari
karyawan Anda. Minta dia menulis dan mengungkapkan semuanya dalam surat kalau
takut berhadapan langsung dengan Anda. Biasanya surat bisa sangat membantu seseorang
untuk jauh lebih terbuka karena tidak dibebani rasa malu. Setidak-tidaknya
sementara waktu.
PENDEKATAN RASA TAKUT:
Orang
yang tidak biasa berbohong akan merasa sangat takut bila sekali saja berbohong.
Karyawan yang terbiasa berbohong di tempat kerja yang lama akan menunjukkan ‘wajah
tanpa dosa’ walaupun menutupi kebohongan besar. Diperlukan kelihaian Anda
sebagai atasan untuk membongkar kebohongan bawahan, yang belum terbiasa ataupun
yang sudah banyak ‘makan asam garam’ dalam berbohong. Kadangkala diperlukan
pendekatan rasa takut bagi mereka yang ‘keras kepala’. Artinya? Ya
ditakut-takuti! Tapi bukan asal ditakut-takuti! Ditakut-takuti dengan data dan
fakta. Namun, hati-hati, jangan juga terlalu ditakut-takuti karena ada saja
karyawan yang ‘tidak tahan’ hingga stres dan depresi karena sikap Anda. Taklah berlebihan
kalau pilihan terakhirnya……..bunuh diri! Kan Anda juga yang repot!
Sebelum
melakukan interogasi, sampaikan dengan jelas terlebih dulu bahwa Anda akan
menyampaikan deretan pertanyaan kepada karyawan yang Anda duga berbohong. Siapa
tahu dia akan menyampaikan yang sebenarnya dari awal karena berpikir sesudah ‘tersiksa’
dengan sejumlah pertanyaan toh akhirnya harus mengaku juga! Kalau masih belum
terbuka dan mengaku, teruskan interogasi! Interogasi terhadap karyawan yang
diduga melakukan kebohongan bisa dilakukan dengan mengajukan sejumlah besar
pertanyaan yang berkaitan satu dengan yang lain. Sejumlah pertanyaan itu bisa ‘menjebak’
orang yang diinterogasi kalau memang menyimpan kebohongan. Dia akan memberikan jawaban yang tidak sinkron
satu dengan yang lain dan dari situlah tampak kebohongannya.
PENDEKATAN REKAMAN:
Rekaman
adalah bukti pengakuan! Bila terpaksa, Anda bisa bertindak seperti polisi yang
merekam pengakuan tersangka sebagai barang bukti. Tapi, sampaikan kepada
karyawan bahwa Anda akan merekam semua pembicaraan yang berlangsung karena Anda
butuh bukti pengakuan. Rekaman bisa jadi juga ‘memaksa’ karyawan yang diduga
berbohong itu untuk sejak awal mengakui kebohongannya dari pada nanti berbuntut
panjang.
PENDEKATAN SAKSI:
Hadirkan
saksi bila ada dan perlu! Saksi yang sungguh-sungguh menyaksikan semua yang
terjadi, walaupun hanya 1 orang, bisa sangat membantu proses ‘penyelidikan’
kebohongan karyawan Anda. Libatkan saksi dalam diskusi, bahkan izinkan mengajukan
pertanyaan yang tentu saja harus relevan.
PENDEKATAN LAPORAN KE POLISI:
Semua
pendekatan di atas harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jangan sampai pendekatan-pendekatan
yang Anda lakukan malah jadi bumerang bagi Anda karena dianggap melanggar hukum
dan HAM. Kalau Anda ragu atau semua pendekatan yang Anda lakukan gagal dan
masalah kebohongannya bukan hal sepele, sudah waktunya minta bantuan pihak
berwenang, dalam hal ini polisi. Buat laporan ke pihak kepolisian dan biarkan
profesionalitas polisi yang menyelesaikan masalah karyawan Anda itu.
SATU
HAL YANG PERLU ANDA INGAT, PENDEKATAN APAPUN YANG ANDA TERAPKAN, TETAP BUMBUI
DENGAN ………. EMPATI. BAGAIMANAPUN, DIA KARYAWAN ANDA DAN PERNAH BERJASA TERHADAP
PERUSAHAAN, WALAU SEKECIL APAPUN JASANYA DI MATA ANDA!
Baca Juga :
- TIPS PENTING MENGATUR KEUANGAN RUMAH TANGGA
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : BUTUH SANGKAR BESAR
- KURANG ZAT BESI ANCAM KECERDASAN ANAK !
- CATATAN CINTA GREG 3 : WAIT THE RIGHT MOMENT !
- APA GEJALA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA LANSIA ?
- TIPS JANTUNG SEHAT SAAT EKONOMI SULIT
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : CUBITAN MESRA
- TIPS PRAKTIS CERDAS DAN SEHAT : MAKAN PISANG !
- CATATAN CINTA GREG 2 : I AM THE RIGHT MAN .......!
- MENGAPA LANSIA RENTAN INFEKSI ?
- KANKER PROSTAT : MOMOK KAUM PRIA
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : KONSISTENSI
- CATATAN CINTA GREG 1 : 'HADIAH' PAK WILLIAM
- TIPS ‘MOVE ON’ DARI ‘MASA LALU’
- TIPS LANGSING : KONSUMSI MINYAK ZAITUN !
- TIPS PENTING MELINDUNGI LUTUT TERHADAP NYERI
- KEPRIBADIAN UNGGUL PEMIMPIN: PERGESERAN PARADIGMA !
- NGOROK BIKIN HIPERTENSI ? ITU 'OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA' !
- ANDA NGOROK ? JANGAN-JANGAN OSA (OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA) !