-->

CATATAN CINTA GREG 1 : 'HADIAH' PAK WILLIAM


Kota Kenangan, 10 Juli Tahun Perdana Perkawinan Kami

Rangkaian panjang ‘perjalanan pacaran’ kami, aku dan Cath, kami mahkotai dengan sebuah perayaan cinta, Ya, kami menikah dua hari lalu, tepat tanggal 1 April. Sebenarnya aku ingin sekali mulai menggoreskan pena dalam catatan ini sejak hari pertama kami menyatukan diri dan hati dalam apa yang namanya keluarga. Tapi, ya, aku capek sekali. Kenapa ? TST aja  ya!

Hasratku untuk kembali menulis dan menulis dalam catatan harian menggelora lagi. Maklum, aku memang berbakat menulis dan sejak duduk di bangku sekolah dasar, aku sering mengirimkan berbagai tulisan, walaupun sederhana, ke berbagai majalah anak-anak. Ada yang dimuat, tapi lebih banyak yang ditolak, ha ha ha.

Jangan tanya berapa banyak hadiah yang kami terima pada hari bahagia kami. Tanyalah hadiah apa yang sungguh mengejutkan. Akan kujawab segera. Sebuah amplop putih dari Pak William.

Siapa sih Pak William ? Beliau Pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam bidang jasa ekspedisi. Lantas hadiah apa yang diberikannya dalam amplop putih itu ? Aku tersenyum sendiri mengenang kembali bagaimana antusiasnya aku dan Cath membuka amplop itu dengan hati-hati. ‘Pasti selembar cek, Mas,’ bisik Cath. ‘Mudah-mudahan saja, Sayang,’ jawabku sambil mengecup lembut keningnya. Betapa terkejutnya kami, ternyata isinya hanya selembar kertas putih biasa dengan sederet tulisan tangan, ‘Greg, aku menawarimu jabatan direktur di perusahaanku. Kalau berminat, hubungi aku segera. Ir. William Shidarta.’

Hatikupun bertanya, hadiah ??? Benarkah ini sebuah hadiah ??? Mungkin ya, mungkin juga tidak, atau setidak-tidaknya belum ! Mengapa ? Karena perusahaan yang akan ‘diserahkan’ padaku adalah perusahaan amburadul, eh, maaf, tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Sekilas kucermati, kinerja perusahaan itu tergolong buruk dengan motivasi karyawan yang rendah. Tapi, kata Cath, kalau aku mau, semua itu harus kuanggap tantangan, yang mesti kuhadapi dan ……. tentu saja akupun harus berharap dan berusaha untuk keluar sebagai the winner !

The winner ? Why not ??? Ini adalah kesempatan yang baik bagiku untuk ‘unjuk gigi’. Sombong nih ye ! Ya nggaklah. Hanya memupuk pede. Mungkin juga sebagai kompensasi dari rasa cemas dan tak mampu yang kadang berlebihan. Tapi yang pasti, aku bertekad menggunakan semua kompetensi yang kumiliki, terlebih sesudah ‘lolos’ pendidikan Strata 2 dan diwisuda sebagai Magister Manajemen dari sebuah universitas negeri terkemuka di kota ini. Hitung-hitung sebagai ‘balas jasa’ juga terhadap almamater yang telah ikut ‘membesarkan’ku.

Okey, malam telah larut. Kukecup mesra dahi istriku dan kuucapkan selamat tidur. Kami berdekapan dalam dinginnya malam, penuh cinta. Maklum, pengantin baru !

*** Cerita bersambung

Baca Juga :

Click to comment