-->

SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : SENYUMAN MONA LISA

Pameran lukisan diadakan di Aula Kolese. Sejumlah besar lukisan dipamerkan. Sang Filsuf tertegun melihat pajangan lukisan Mona Lisa yang sangat mirip aslinya. Monic, seorang mahasiswi, juga sedang memperhatikan lukisan itu.
“Sedang apa, Monic?” sapa Sang Filsuf.
“Oh, Tuan, aku sedang memperhatikan lukisan ini,” sahut Monic.
“Apanya yang menarik?” tanya Filsuf Tua lagi.
“Itulah masalahnya, Tuan. Semua teman menertawakanku saat kukatakan, aku tak melihat sesuatu yang misterius dalam senyuman pada lukisan itu. Kata mereka, mereka semua melihatnya. Mengapa aku tidak, Tuan? Apa yang salah denganku?”
“Dan kau terus berusaha mencari ‘yang misterius’ itu?”
“Benar sekali, Tuan!”
“Dan kau lagi-lagi tak menemukannya?”
“Sekali lagi, benar, Tuan! Tapi aku penasaran!”
“Kau boleh saja penasaran dan terus mencarinya, Monic. Tapi, jangan paksa dirimu melihat sesuatu jika kau memang tidak melihatnya! Yang terpenting bukanlah kau harus memaksa diri untuk melihat apa yang dilihat orang lain. Tetapi…….”
“Tetapi apa, Tuan?”

Click to comment