Jadi,
pengapuran sendi itu sering bikin masalah ya, Dok?
Yo
iyo, tho, Sir. Misalnya saja pengapuran pada sendi lutut. Keluhan ini paling
banyak diderita di seluruh dunia.
Pada
manusia, Dok?
Ya
iyalah, masak ya iya dong sih, Sir. Soalnya monyet dan rekan-rekannya belum
pernah mengeluh nyeri lutut, ha ha ha.
Gejalanya
opo yo?
Nyeri
menahun yang hilang timbul, Sir. Nah lama kelamaan kekuatan otot berkurang. Jadinya
tak kuat lagi naik turun tangga dan terasa sakit. Mau jongkok begitu susahnya,
mau berdiri dari duduk lama, susahnya minta ampun. Lutut juga sering berbunyi,
yang dalam Bahasa Minang, saya katakan tigo
bada, badarak, badariak, badaruak, ha ha ha.
Opo
sih itu, Dok? Nggak ngerti aku!
Badarak
itu berderak, badariak sama dengan berderik, dan badaruak,
nah ini sulit menerjemahkannya, Sir. Badaruak
itu adalah bunyi kalau kita makan kerupuk. Nah sendi yang mengalami pengapuran bisa
mengeluarkan bunyi-bunyian seperti itu.
Kok iso yo, Dok?
Because, lagi-lagi dalam Bahasa Minang, Sir, ujung
tulang di sendinya bagarigiah alias
bergerigi.
So, mencegahnya gimana, Dok?
Nah, ini dia Sir. Tips pertama, pengontrolan berat
badan. Bayangkan, risiko laki-laki obes menderita pengapuran sendi lima kali
lebih besar dibanding laki-laki yang tidak obes! Risiko pada perempuan obes hampir
empat kali dibanding perempuan non obes. Kelebihan berat badan membebani sendi
lutut, sendi bahu, dan sendi-sendi di kaki.
Nah, pengontrolan berat badan artinya, pasien dengan
berat badan normal harus menjaga agar berat badannya tetap normal. Yang berat
badannya lebih tentu harus diturunkan, kalau bisa hingga berat badan ideal. Penurunan
berat badan 5 persen saja dari sebelumnya sudah sangat membantu mengurangi
keluhan-keluhan pengapuran sendi, Sir.
Gimana cara penurunan berat badan, Dok?
Salah satunya, berolahraga, Sir. Ini juga cara kedua
pencegahan pengapuran sendi. Tapi, jangan berolahraga yang berat. Olahraga yang
ringan tapi menguatkan otot dan tulang, sangat bagus bagi sendi.
Misalnya bersepeda, Sir, berenang, atau lakukan
senam dengan gerakan-gerakan sederhana. Untuk pengapuran sendi lutut misalnya,
pasien bisa melakukan gerakan dalam posisi berbaring telentang. Satu kaki diangkat
setinggi kira-kira 30 derajat, kaki harus lurus, artinya lutut tidak ditekuk. Pertahankan
posisi ini kira-kira 10 detik atau 8 hitungan. Turunkan kaki yang diangkat dang
anti dengan kaki sebelahnya. Kaki kanan dan kiri bergantian melakukan gerakan
ini beberapa kali. Makin lama makin banyak kalinya, he he he.
Berapa kali sehari, Dok?
Seberapa Anda mau, Sir. Cara lain adalah
menghindari posisi atau gerakan yang dapat menyebabkan cedera sendi. Kadang kita
harus ‘darus’ ya, Sir, sadar usia, ternyata kita sudah dua pertiga mateng, ha
ha ha. Jadi, jangan jongkok berlama-lama, apalagi coba melompat atau lari,
kecuali kalau dikejar si guk guk, apa boleh buat, ha ha ha. Pasien saya,
terutama kaum ibu sering mengeluhkan kamar tidur mereka di lantai atas, nah ini
juga jadi masalah karena naik turun tangga berulang-ulang membebani sendi. Solusinya?
Ya, tanya suami mereka dong, masak nanya ke saya sih, Sir. Ha ha ha.
Jadi, perlu penyesuaian, sebisa mungkin. Usahakan kamar
tidur di lantai bawah. Ibu rumah tangga jangan sering-sering berdiri. Kalau memetik
sayur atau mengupas dan mengiris bawang, yo duduk. Nyuci baju, jangan jongkok,
kan kursi pendek buanyak dijual orang.
Kadang-kadang sendi saya nyeri dan bengkak, Dok.
Kalo lagi bengkak dan nyeri, coba raba dan rasakan
suhu sendi itu, Sir. Kalau dingin ‘n kaku, lebih baik dihangati dengan kompres handuk
kecil pakai air hangat. Tapi kalo puanas serasa membara, kasikan kompres
dingin. Jadi berlawanan. ‘cause kalo berkawanan, nyerinya bisa meningkat.
Katanya nggak boleh makan ini dan itu, Dok, waduh
pusying deh!
Nyang nggak boleh itu makan banyak, Sir. Karena nanti
jadi gembrot, he he he. Saya tegaskan ye, nggak ada pantangan makan untuk
pasien pengapuran sendi, kecuali ada penyakit lain yang mengharuskan diet
tertentu.
Kalo sendi saya lagi berang sanget, boleh nggak
take a rest?
Ups, bahasa Anda kacau buanget. Nanti dimarahi sama
ahli bahasa lho. Tindakan yang tepat kalau sendi lagi nyeri hebat memang diistirahatkan!
Jangan dipaksa rela untuk bergerak. Kalo udah agak enakan, nah bergerak lagi,
mulai pelan-pelan. Ojo manjain sendi for long time yo!
Hua ha ha ha ha, bahasa Dokter lebih nggak jelas
lagi, hua ha ha ha ha.
Podo kalo gitu, hua ha ha ha ha. Satu hal nyang mo
saya ingatkan, jangan sembuarangan membeli obat sendi. Ada yang katanya jamu
penghilang rematik dan asam urat, atau obat-obat lain, warna-warni.
Why, Doctor?
B’cause efek sampingnya bejubel, Sir. Bisa merusak
mata hingga rabun, merusak tulang hingga keropos, merusak lambung hingga luka
bahkan sampai muntah darah, bikin gemuk tapi ‘berair’ alias sembab, mengganggu
ginjal bahkan bisa bikin ko’it.
Ih, ngeri deh, Dok. Kalo mau obat……
Bila sakit berlanjut, hubungi saya, eh, dokter
Anda.
Don’t be malu-malu, Dok. Anda kan dokter juga.
O iya, ya, takyutnya disemprit sama organisasi
profesi, ha ha ha.
Takyut juga ya, Dok? Ha ha ha ha ha.
Baca Juga :
Baca Juga :
- Cermin datar
- Nurani
- Boneka dekil
- Ini atau itu…….
- Telur emas
- Prasasti di hatimu…….
- GANGGUAN ASAM LAMBUNG, GIMANA BERPUASA? (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 4)
- BERPUASA SAAT SALURAN CERNA KEKURANGAN ENZIM (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 3)
- PUASA SMART TUBUH TETAP OKE (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 2)
- PENYEBAB DEMAM PADA ANAK
- PUASA MASA PEMBERSIHAN TUBUH ((Puasa menyehatkan jiwa dan raga 1)