Tubuh kita ’Kantong Racun’? Hiii, mengerikan
!
Inilah
tubuh kita ! Taklah berlebihan kalau kita bilang begitu, kantong racun.
Kok Anda bisa bilang begitu?
You must know, tubuh manusia dalam perjalanan sejarah mengalami
evolusi dan berusaha beradaptasi terhadap lingkungannya selama berjuta-juta
tahun. Amat beruntung bahwa manusia yang hidup di zaman modern ini, Homo sapiens,
tetap bertahan hidup berkat kegigihan nenek moyang kita bahkan sejak zaman
purba ! Di setiap zaman selalu ada tantangan bahkan ancaman terhadap kehidupan
manusia. Dengan pikiran yang terus berkembang manusia berhasil menaklukkan
segala tantangan dan ancaman yang ada.
Tantangan zaman modern iki, opo saje sih?
Salah
satunya racun atau yang istilah kerennya, pro-oksidan atau radikal bebas.
Racun, pro-oksidan, radikal bebas? What’s that?
Yo’i ! Kok kaget ? Racun
atau radikal bebas itu adalah satu unsur atom atau molekul yang
tidak berpasangan atawa
jomblo. Jadi, ia berusaha mencari pasangannya pada sel-sel tubuh kita.
Dari mana sih semua racun
itu
Sebagian
radikal bebas berasal dari tubuh sendiri, sebagai hasil sampingan proses-proses
dalam organ kita. Sebenarnya, semakin tinggi aktivitas seseorang, semakin
meningkat kebutuhan oksigennya, akan semakin banyak pula terbentuk radikal bebas.
Misalnya saja, olah raga aerobik, kegiatan ini akan meningkatkan jumlah radikal
bebas dalam tubuh kita di samping tentu saja juga menyehatkan.
Kalo gitu, lebih baik diam aja, nggak usah
beraktivitas dong.
Apa bener Anda bisa
sehari saja nggak
melakukan aktivitas apapun?
Of course NO!
Nah,
bukan aktivitasnya yang dihilangkan tetapi yang paling penting adalah upaya
untuk meng-KO-kan
radikal bebas itu. Ternyata berbagai keadaan lain juga menyebabkan peningkatan
radikal bebas dalam tubuh, misalnya cedera atau trauma yang mengenai tubuh.
Radikal bebas juga meningkat di saat kita diserang penyakit, setelah serangan
jantung atau stroke, dan seusai pembedahan. Stres, gangguan yang semakin
meningkat di zaman modern inipun punya andil besar dalam meningkatkan radikal
bebas dalam bodi
kite. Dan….., proses penuaan jelas berperan!
Wah, wah, wah rumit deh!
Wait, brother, yang juga harus diwaspadai adalah racun yang
berasal dari luar.
Apa pulak ini ! Racun
dari luar? Dari luar angkasa?
Dari
luar tubuh dong.
Gimana sih? You must know lagi,
Dalam sehari saja ada miliaran kilogram bahan kimia yang dibuang ke bumi. Nenek
moyang kita, hingga 150 tahun yang lalu, tidak mengenal bahan-bahan kimia
buatan manusia. Mereka berinteraksi dengan alam secara sangat alamiah!
And now?
See byself.
Sebagian besar manusia di abad modern ini senang sekali mengkonsumsi semua yang
instan. Manusia berinteraksi dengan racun! Bahkan, para pakar memperkirakan,
ada 2000 jenis zat kimia baru buatan manusia yang masuk ke tubuh kita setiap
tahun. Dan hasilnya ……….!
Hasilnya?
Jangan
pingsan dulu ya!
Nggak kuat, ah, ha ha ha!
Ada
80.000 zat kimia yang sudah terlanjur merasuki tubuh kita! Tubuh kita kantong racun, bukan? Do you agree with
me?
Sure! Sungguh-sungguh
mengerikan! Aku pingsan dulu ah.
Silakan,
Choi. Hampir
semua bahan yang mempermudah kehidupan kita sebenarnya membantu ’mengantarkan’
radikal bebas ke tubuh kita. Makanan instan-pun tak terkecuali.
Abis, uenak sih!
Ini
dia, nih! Gaya
hidup yang serba mau uenak itulah
biang keladinya. Kelompok ‘penjahat’ yang akan menggerogoti tubuh itu masuk
terutama melalui makanan dan minuman yang kita konsumsi serta melalui udara
yang kita hirup. Atau, melalui kulitpun racun-racun itu bisa masuk ke tubuh
kita, lewat kosmetika misalnya.
Sadarkah
kita bahwa jajanan anak-anak kita di sekitar rumah dan sekolah misalnya tidak
higienis? Zat-zat pewarna pakaian seperti Rodhamin B maybe melarut
dalam minuman dingin yang diminum. Minyak jelantah yang entah sudah berapa kali
berulang-ulang dipakai untuk menggoreng kita rasakan enaknya. Sejumlah bumbu
penyedap rasa yang dipakai berlebihan mengancam kita. Ini semua sumber dari apa
yang kita sebut radikal bebas itu!
Wah, wah, wah, kita tenggelam dalam lautan racun!
Tepat
sekali ! Banyak sekali makanan dan minuman instan yang mengandung zat-zat artifisial seperti
pengawet, penstabil, pewarna, perasa, dan lemak trans yang sangat berbahaya
bagi tubuh. Tanah tempat tumbuhnya segala jenis bahan nabati dan air yang kita gunakan
setiap hari entah untuk apa saja, bisa saja sangat membahayakan karena tercemar
kuman atau bahan berbahaya lain seperti pestisida. Nikotin dan zat lain,
kawan-kawannya yang berjumlah ribuan jenis dari rokok berpotensi meracuni tubuh
kita. Satu hembusan asap rokok bisa ’mengirimkan’ 3 juta radikal bebas ke tubuh
kita. Bahkan, obatpun berpotensi menjadi racun.
Apa akibatnya kalo radikal
bebas itu ’indekos’ di tubuh kita?
Sebenarnya
dalam jumlah tertentu, radikal bebas itu juga berperan dalam tubuh kita. Namun
kalau terjadi ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dan antioksidan sebagai
penangkalnya, maka tubuh akan mengalami apa yang dinamakan stres oksidatif.
Nah, stres oksidatif ini akan menyebabkan kerusakan pada tubuh yang dimulai
dengan kerusakan sel. Sejumlah
sel bersama-sama membentuk jaringan. Jaringan inipun jadi rusak. Organpun pada
akhirnya rusak karena sekumpulan jaringan membentuk organ yaitu hati, otak,
jantung, de el el.
Kerusakan itu disinyalir dapat menyebabkan percepatan proses penuaan dan
berbagai penyakit. Malah sejak tahun 1950-an para pakar telah menemukan
hubungan antara peningkatan jumlah radikal bebas dengan penyakit jantung,
stroke, kanker, asma, radang kelenjar pankreas, kencing manis atau diabetes,
katarak, penyakit rematik, dan gangguan saraf seperti Parkinson serta Alzheimer dan
tentu juga berbagai gangguan saluran cerna dan bahkan, AIDS!
Ah, ganas sekali tuh radikal
bebas.
Ya iyalah!
Ternyata tubuh kita menerima beban yang tidak
ringan ya!
Ya!
Kok cuman ya, jelasin dong!
Boleh.
Jadi setiap hari, bahkan setiap saat, tubuh kita bekerja berat, bahkan sangat
berat.
Yak, bener itu! Mulai dari mencari nafkah sampai mengurusi
keluarga, bahkan kaum perempuan juga mengerjakan tugas-tugas rumah tangga,
memasak, mencuci pakaian, nyapu, ngepel lantai, de el el.
Eit, stop. Itu semua benar. Tapi bukan itu yang kumaksud. Yang kita bicarakan
adalah kerja tubuh secara mikro di dalam.
O, itu ya.
Nah,
kuulangi ya. Setiap hari
tubuh kita melakukan kerja rutin yang berat. Tubuh harus mampu memproses dan
memastikan bahwa oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan oleh seluruh bagian
tubuh terpenuhi secara tepat. Tubuh juga harus mampu membentuk sistem ’satpam’,
sistem kekebalan atau imunitas, yang seharusnya sanggup melindungi
bagian-bagian tubuh dari serangan ’para penjahat’ yang dapat menimbulkan
penyakit.
Yang lainnya?
Tubuh
juga bertugas memproduksi segala macam zat yang berguna dalam pelaksanaan
proses-proses di dalamnya seperti enzim, hormon, dan lain – lain. Yang tak
kalah penting adalah tubuh bekerja keras seperti ahli mekanik, memperbaiki sel
– sel yang rusak atau malah mengganti sel-sel yang mati. Nah, semuanya itu
berlangsung dalam keseimbangan di sepanjang hayat kita.
Kalau tidak seimbang atau selaras?
Jelas dong, tubuh
menjerit : WADAUW
!
Jadi sakit?
Ya iyalah, masak ya iya dong, ha ha ha.
Lantas, apa makna puasa bila dikaitkan dengan
kerja berat tubuh kita?
Jelas
bermakna, dong ?
Simak ye !
Kita kan udah liat
bersama, betapa beratnya kerja tubuh di sepanjang hari-hari kehidupan kita.
Nah, puasa merupakan masa ‘istirahat’.
Wah, berabe dong kalo tubuh
kita beristirahat!
Kan nggak
istirahat total, Choi
!
Penjelasannya ?
Gini ya. Tubuh kita yang telah bekerja keras sepanjang waktu juga butuh waktu
untuk rileks. Nah, waktu di mana tubuh ’dihadiahi’ saat rileks ini memungkinkan
tubuh melakukan reparasi sel-selnya. Reparasi sel ini seyogyanya membutuhkan
waktu yang cukup.
Dan, sebulan cukup?
Lumayan
! Nah, Puasa Ramadhan sebulan penuh bisa menjadi waktu yang cukup untuk
reparasi tubuh, asal ...........!
Asal apa?
Asal
puasanya dilaksanakan dengan tepat ‘n smart!
Ngapain aja sih tubuh pada saat istirahat selama puasa ?
Wah,
ceritanya panjang, deh.
Ceritain, dong. Kok pelit amat, si Amat aja nggak
pelit.
Cerewet!
Dengerin nih!
Terhadap ’serangan’ racun yang kita udah ngomongin panjang
lebar, sebenarnya Sang Pencipta sejak awal udah nyediain
sistem penangkalnya di bodi kita yang
’dikomandoi’ oleh hati.
Jadi?
Jadi,
ya, hati, di samping bekerja memetabolisme zat – zat yang berguna bagi tubuh,
juga memproses sejumlah besar racun yang ’indekos’ dalam tubuh. Berkat jasa
hati, sebagai organ terbesar dalam tubuh, racun-racun yang ada ’diamankan’
sehingga dapat dibuang ke luar tubuh.
Dari hati racunnya pada ke mana?
Sejumlah
racun yang sudah diproses itu dibawa ke aliran darah menuju ginjal untuk
dibuang bersama air seni. Sebagian lagi dibawa ke kandung empedu dan
dikeluarkan ke usus. Kemudian racun bersama cairan empedu ini dibuang bersama
tinja. Urusan hati bukan hanya racun-racunan.
Hati juga sangat berperan dalam memproses gula, protein, kolesterol dan
sejumlah besar zat lain, termasuk zat-zat kekebalan tubuh kita.
Wah, wah, wah, ruarrrrr biazzzzza
kerja hatiku.
Jangan
geer dong,
bukan hanya hatimu tapi juga hatiku dan hati setiap orang, bahkan setiap
makhluk yang punya hati!
Kalo kerjanya gitu berat, apa
hati nggak
mogok ya?
Itulah
hati, bekerja dalam hening. Hati nyaris tak pernah mengeluh walaupun kita rajin
membebaninya dengan makanan yang dapat merusak kesehatan, misalnya nyang kadar
lemaknya tinggi atau ’beracun’. Nyang membuat
kita kagum, walaupun bagian hati yang normal hanya tinggal 20 persen hati masih
bisa berfungsi normal.
Sungguh ruarrr biazza!
Hanya
saja......................!
Hanya saja......................?
Ya,
hanya saja, jangan sempat kaget bahkan semaput kalau suatu waktu hati Anda tiba
– tiba bengkak dan rusak tanpa aba-aba lebih dulu.
Wah gawat! Jadi, gimana dong
supaya tau kalo
tubuh kita kelebihan racun. Kan hati sering
kali diam.
Sebenarnya
cukup banyak sinyal yang diberi oleh tubuh, semisal timbangan yang semakin hari
semakin ’sesak napas’ mengangkat tubuh kita, adanya selulit pada daerah tertentu,
alergi, rasa nyeri kepala, tekanan darah tinggi, gangguan haid, ketidaksuburan,
dan masih banyak lagi tanda-tanda lain yang menggambarkan abnormalnya kerja
tubuh kita.
Aa deh! Kita lanjutin ye. Di masa puasa, racun-racun itu bisa di-KO-kan gitu?
Yang ngelanjutin itu
saya bukan Anda.
Iya deh, belagu
amat !
He
he he. Puasa yang dilaksanakan Umat Islam selama Bulan Ramadhan bukanlah puasa
total, tidak makan tidak minum sehari penuh. Ini artinya apa ? Artinya pada
Puasa Ramadhan, yang dilakukan adalah pengubahan dan pengaturan pola makan.
Selama bulan puasa, saluran cerna ’beristirahat’ sekitar 14 jam setiap hari.
Nah, waktu istirahat selama 14 jam ini digunakan tubuh untuk melakukan upaya
peng-KO-an
racun yang disebut juga detoksifikasi.
Pada masa puasa juga terjadi penurunan produksi radikal bebas oleh tubuh. Prof. Astawan mencatat, hasil penelitian
di negara kita menunjukkan puasa dapat menekan produksi radikal bebas sekitar
90 persen dan meningkatkan antioksidan sekitar 12 persen.
Oke, oke, aku ngerti deh. Tapi,
puasa yang smart menurut
kesehatan, gimana
sih ?
Kita lanjutin di
kesempatan berikut, ye!
SELAMAT MENYAMBUT DAN MEMASUKI BULAN SUCI RAMADHAN
BAGI SAUDARA-SAUDARIKU KAUM MUSLIM !!!
Baca Juga :
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : PRASASTI DI HATIMU…….
- GANGGUAN ASAM LAMBUNG, GIMANA BERPUASA? (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 4)
- BERPUASA SAAT SALURAN CERNA KEKURANGAN ENZIM (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 3)
- PUASA SMART TUBUH TETAP OKE (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 2)
- APA PENYEBAB DEMAM PADA ANAK ?
- PUASA MASA PEMBERSIHAN TUBUH ((Puasa menyehatkan jiwa dan raga 1)
- TIPS BERTENGKAR SUAMI-ISTRI
- WOMEN’S TOP KILLER: PEREMPUAN HARUS TAHU !!!
- TIPS MENCEGAH GERD
- APAKAH SAYA MENDERITA GERD?
- TIPS MENGATASI OBESITAS PADA ANAK
- APAKAH ANAK SAYA DEMAM ?
- APA PENYEBAB PENGAPURAN SENDI ?
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : TANDA-TANDA KEHIDUPAN
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : YANG DAPAT KAUPETIK…….
- SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : HARMONI YANG MENGHANYUTKAN…….
- APA PENYEBAB OBESITAS PADA ANAK ?
- TIPS LANGSING TANPA LAPAR
- BAGAIMANA BUMIL DAN BUSUI BERPUASA (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 7)