-->

APAKAH ANAK SAYA DEMAM ?


TAHAPAN DEMAM:
Orang tua sering kali ragu, anak demam atau tidak. Banyak gejala bisa dikenali pada anak demam, Bu. Dari empat tahapan di bawah ini, Ibu bisa mengenali gejala-gejala demam pada anak, walaupun tidak setiap anak yang demam mengalami semua tahapan ini.

Tahap prodromal / awal:
Pada tahap ini anak bisa mengalami keluhan umum seperti nyeri kepala ringan, kelelahan/fatigue, kelemahan umum pada tubuh, serta rasa sakit dan nyeri sebentar-sebentar dan ringan pada otot dan sendi.

Tahap peningkatan suhu:
Seluruh tubuh anak gemetaran disertai rasa mendingin. Terjadi penyempitan pembuluh   darah atau vasokonstriksi dan meremang serta kulit anak menjadi pucat. Kemudian anak bisa menggigil.  Pada saat menggigil terjadi peningkatan suhu. Sewaktu menggigil berhenti tubuh mulai terasa hangat.

Tahap kemerahan:
Tahap ini ditandai dengan hangat dan memerahnya kulit karena terjadi pelebaran pembuluh darah atau vasodilatasi.

Tahap demam mereda:
Mulai munculnya keringat menandakan demam anak mulai mereda.

PENGUKURAN SUHU DENGAN TERMOMETER:
Penentuan obyektif demam pada anak dilakukan dengan pengukuran suhu menggunakan termometer, Bu. Tidak boleh menentukan suhu tubuh hanya dengan perabaan tangan karena perabaan tangan bisa menyesatkan. Ada beberapa pilihan termometer yang dapat digunakan, Bu, di antaranya:

Termometer kaca merkuri/air raksa:
Sangat akurat dan harganya relatif murah. Namun dikhawatirkan, bila termometer ini pecah, air raksa-nya bisa mencemari lingkungan.

Termometer digital:
Juga akurat dan lebih aman. Pada anak besar termometer ini bisa digunakan secara oral atau di mulut, pada bayi dapat dimasukkan lewat lubang anus, atau digunakan di ketiak. Penggunaan di ketiak kurang dianjurkan karena hasilnya kurang akurat.

Termometer telinga / timpanik:
Termometer jenis ini mudah digunakan dengan memasukkannya ke dalam  liang telinga. Temperatur di dalam liang telinga dapat diukur dengan cepat. Namun, penggunaan termometer telinga tidak dianjurkan bayi berumur kurang dari 3 bulan.
Dari pengalaman di tempat praktek dan pastinya juga pengalaman Ibu, tidak mudah mengukur suhu tubuh anak dengan termometer. Apalagi pada anak kecil. Anak merasa ada sesuatu yang akan menyakitkan dan itu membuatnya merasa takut. Karena itu sangat perlu dilakukan pendekatan yang sangat baik kepada anak sehingga kenyamanannya tidak terganggu oleh si pengukur suhu itu.

Yang juga perlu diingat, Bu, jangan mengukur suhu tubuh anak segera sesudah di kecil selesai mandi atau dilap. Suhu tubuhnya bisa saja terukur jauh lebih rendah dari yang sebenarnya. 

MENGHITUNG FREKUENSI PERNAPASAN DAN DENYUT NADI:
Walaupun tentu saja tidak begitu akurat, ada cara praktis dan mudah yang bias Ibu lakukan untuk tahu apakah anak demam. Caranya dengan menghitung frekuensi pernapasan dan denyut nadi anak.

Frekuensi pernapasan anak:
Pada saat demam, metabolisme atau kerja seluruh bagian tubuh anak meningkat. Metabolisme tubuh membutuhkan oksigen dan pada saat demam, dibutuhkan oksigen yang jauh lebih banyak, Bu. Siapa lagi yang ditugaskan mencari oksigen tambahan kalau bukan saluran napas dan paru-paru! Maka, dampaknya? Tepat sekali jawaban Ibu, sesak napas! Artinya frekuensi pernapasan anak akan meningkat.

Hal pertama yang perlu Ibu lakukan adalah menghitung frekuensi napas anak selama 1 menit saat dia sedang sehat. Ibu perlu menyiapkan jam tangan yang punya jarum detik. Sebaiknya Ibu menilai frekuensi pernapasan anak saat tidur karena pada saat tidur, pola pernapasan anak lebih teratur. Satu kali bernapas artinya satu kali naik turun dinding perut karena pada anak lebih dominan pernapasan perut. Hitunglah frekuensi pernapasan anak selama 1 menit. Ini bisa dicatat sebagai frekuensi normal pernapasan anak Ibu. Lakukanlah hal ini beberapa kali.
Nah, pada saat ibu merasa anak sedang demam, Ibu bisa tahu dengan menghitung frekuensi pernapasannya saat itu, sebaiknya juga pada saat tidur. Bila frekuensi pernapasan anak lebih dari nilai normal yang sudah Ibu dapatkan, kemungkinan besar anak Ibu demam. Ibu juga bisa membandingkan frekuensi pernapasan anak dengan standar di bawah ini:
Usia anak
Frekuensi pernapasan per-menit
0-6 bulan
30-60 kali
6-12 bulan
24-30 kali
1-5 tahun
20-30 kali
6-12 tahun
12-20 kali
Frekuensi nadi anak:
Peningkatan metabolisme atau kerja seluruh bagian tubuh anak saat demam juga menyebabkan denyut jantung dan aliran darah meningkat.  Sekali lagi karena kebutuhan oksigen meningkat. Nah, Ibu, peningkatan denyut jantung dan aliran darah menyebabkan peningkatan frekuensi denyut nadi.  Seperti pada frekuensi pernapasan, yang perlu Ibu lakukan adalah menghitung frekuensi denyut nadi anak selama 1 menit saat dia sedang sehat.
Bagaimana cara menghitung denyut nadi? Ikuti cara berikut, Bu:
  • Siapkan jam dengan jarum detik.
  • Tekankan dengan lembut jari telunjuk dan jari tengah Ibu pada arteri / nadi di pergelangan tangan anak, seperti pada gambar.
  • Jangan gunakan ibu jari karena ibu jari punya denyut nadi sendiri sehingga bisa saja Ibu jadi ragu.
  • Hitung denyut nadi anak selama 30 detik dan hasilnya dikalikan dua sehingga Ibu mendapatkan frekuensi denyut jantung anak 1 menit.
  • Bandingkan hasil yang Ibu dapat dengan hasil normal yang telah Ibu dapatkan lebih dulu atau dengan nilai normal di bawah ini.
Usia anak

Frekuensi denyut nadi per-menit
Rata-rata per-menit
Baru lahir
70-190 kali
125 kali
Bayi
80-160 kali
120 kali
1-3 tahun
80-130 kali
110 kali
3-6 tahun
80-120 kali
100 kali
6-8 tahun
75-115 kali
100 kali
8-12 tahun
70-110 kali
90 kali
12-14 tahun (perempuan)
70-110 kali
90 kali
12-14 tahun (laki-laki)
65-105 kali
85 kali
14-16 tahun (perempuan)
65-105 kali
85 kali
14-16 tahun
(laki-laki)
60-100 kali
80 kali
16-18 tahun (perempuan)
60-100 kali
80 kali
16-18 tahun
(laki-laki)
55-95 kali
75 kali

Click to comment