Aye
takyut berpuasa, soalnya aye kan obes, gimana tuh Bro?
Nah, ini
pertanyaan baik yang sangat membutuhkan perhatian !
Segitunya
?
Ya dan
ya ! Dari zaman kuda gigit besi hingga kuda gigit keju di zaman ini, masih
banyak orang tua yang menganggap kegemukan pada anak itu biasa, bahkan
membanggakan dan menggemaskan ! Padahal seharusnya malah mencemaskan !
Why ?
Because, jadi ketularan
bahasa asing deh, kegemukan pada masa anak tak jarang berlanjut hingga masa
remaja bahkan sampai tuek. Dan, cukup
banyak remaja yang menjadi lebih gemuk dibanding masa kanak – kanaknya. Nah,
pada masa ini kegemukan sudah sulit dikendalikan hingga dia menjadi dewasa yang
obes.
Dan, banyak penyakit yang mbonceng di belakangnya ?
Sure ! Orang –
orang bertubuh gemuk jelas lebih rentan terhadap penyakit dibanding mereka
dengan berat badan normal ideal. Sejumlah penyakit yang 'gemar’ menyerang orang
gemuk adalah appendisitis atau radang
usus buntu, gangguan hati yang disebut sirosis
hepatis, diabetes mellitus, radang sendi dengan berbagai jenisnya, penyakit
jantung dan pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner dan stroke.
Di sisi
lain, kegemukan juga meningkatkan resiko terjatuh dan cedera. Berat badan
berlebih menyebabkan orang kurang suka bergerak sehingga tentu saja bisa
berakibat pada penurunan tingkat kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebenarnya kapan sih seseorang dikatakan obesitas ?
Ini nih the late question !
The late answer juga toh
?
So jelas heh !
Kalo dulu kegemukan dihitung berdasarkan rumus : ( Tinggi Badan – 100 ) x 90
persen, maka sekarang para pakar lebih menganjurkan kita memakai ukuran BMI atau Body Mass Index yang dalam bahasa kita disebut IMT ( Indeks Massa
Tubuh ).
Gimana penghitungannya ?
Rumus IMT gini, Berat Badan dalam kilogram, dibagi dengan Tinggi Badan dalam
meter, yang dikuadratkan. Kalo
hasilnya antara 25 sampai dengan 30, berarti kegemukan. Kalo lebih dari 30 itu adalah obesitas.
Bingung
aku ah !
Aku beri contoh ya. Berat badan dan tinggi badan Anda berapa ?
Berat badanku 72 kilogram dan tinggiku 162 sentimeter.
Lumayan
juga ya.
Lumayan kurus kan, ha ha ha.
Bukan,
lumayan gapuak, ha ha ha.
Ah, masa ?
Mari
kita buktikan. Kalo dimasukin ke rumus jadinya 72 dibagi dengan 1,62 kuadrat.
Hasil nya 72 dibagi dengan 2,62 sama dengan 27. Jadi.....!
BMI-ku ideal kan ?
Maunya sih gitu, nggak taunya, kegemukan, ha ha ha. BMI Anda kan 27, artinya berada
di antara 25 sampai dengan 30. Itu artinya......!
Ya udah, aku
sadar, aku kegemukan, jangan nyindir terus
ah. Nyindir itu lebih kejam dari
pembunuhan lho, ha ha ha. Sekarang
yang pentingkan solusinya, Choi !
Langkah
pertama tentu saja ’memangkas’ kelebihan asupan makanan dengan melaksanakan
program diet yang tepat. Artinya harus dengan perhitungan yang akurat dan tidak
secara drastis menurunkan berat badan. Ini babuayo
!
Langkah kedua ?
Berolahraga,
Choi ! Program olahraga yang tepatpun
harus dikembangkan. Tidak boleh seseorang yang sangat gemuk langsung melakukan
aktivitas berat. Bisa – bisa mogok tuh
jantung ! Berikutnya, ’minta tolong’ kepada suplemen penurun dan pengontrol
berat badan. Jelas, mengkonsumsi suplemen ini pun tak boleh sembarangan harus
seizin Pak RT eh Dokter. Kalo yang
kegemukannya sangat mengkhawatirkan, bisa juga dilakukan operasi oleh dokter
ahli.
Saat berpuasa?
Justru
puasa sangat membantu Anda, Bro! Berpuasa secara smart dan berolahraga bisa buat BB Anda turun ’n kembali langsing! Hanya saja ati-ati,
jangan sampai sesudah Puasa Ramadahn berakhir, Anda bukannya langsing lagi tapi
langsung!
Langsung opo, Choi?
Langsung
gembrot karena ’aku masih mau seperti yang dulu’, ha ha ha.
Triple A deh, Ada-ada Aja, he he he. Eh ngomong-ngomong,
kolesterol berhubungan juga dengan obesitas ya ?
Bisa
saja! Kita ngomongin kolesterol lebih
detil ya. Sebenarnya 80 persen kolesterol diproduksi oleh tubuh
kita sendiri karena memang diperlukan. Nah, hanya 20 persen yang berasal dari
luar, dari asupan makanan kita. Sumber dari luar ini yang mesti diatur ! Tapi
bisa juga kolesterol tinggi pada orang nyang
kurus.
Lho, kok ada orang yang
pola makannya baik tapi tetap juga kadar kolesterolnya tinggi ?
Sekali
lagi, bisa saja, Bro. Secara alamiah
tubuh orang itu memproduksi kolesterol lebih banyak atau pola makan yang baik itu baru dijalani.
Untuk yang seperti ini, jelas diperlukan pengobatan. Tapi, kadar kolesterol
yang tinggi pada sebagian besar orang sebenarnya dapat dikontrol sebelum
menggunakan obat.
Caranya ?
Menurunkan
berat badan pada orang yang kegemukan sampai obes. Juga berolahraga secara
teratur. Dan, mengatur asupan kolesterol dari luar tadi itu. Yang mesti dilakukan
tentunya mengurangi pasokan lemak jenuh, lemak trans dan sumber makanan yang kaya
kolesterol jahat serta, yang perlu diperhatikan, berfokus pada makanan yang
justru boleh dimakan bahkan membantu memperbaiki kadar kolesterol tubuh. Ini
strategi yang jitu ! Masa puasa merupakan masa yang sangat baik untuk mengatur
pasokan ini !
AA deh
Choi! TQ.