-->

BERPUASA BAGI ’THE BIG’ (Puasa menyehatkan jiwa dan raga 5)

Aye takyut berpuasa, soalnya aye kan obes, gimana tuh Bro?
Nah, ini pertanyaan baik yang sangat membutuhkan perhatian !

Segitunya ?
Ya dan ya ! Dari zaman kuda gigit besi hingga kuda gigit keju di zaman ini, masih banyak orang tua yang menganggap kegemukan pada anak itu biasa, bahkan membanggakan dan menggemaskan ! Padahal seharusnya malah mencemaskan !

Why ?
Because, jadi ketularan bahasa asing deh, kegemukan pada masa anak tak jarang berlanjut hingga masa remaja bahkan sampai tuek. Dan, cukup banyak remaja yang menjadi lebih gemuk dibanding masa kanak – kanaknya. Nah, pada masa ini kegemukan sudah sulit dikendalikan hingga dia menjadi dewasa yang obes.

Dan, banyak penyakit yang mbonceng di belakangnya ?
Sure ! Orang – orang bertubuh gemuk jelas lebih rentan terhadap penyakit dibanding mereka dengan berat badan normal ideal. Sejumlah penyakit yang 'gemar’ menyerang orang gemuk adalah appendisitis atau radang usus buntu, gangguan hati yang disebut sirosis hepatis, diabetes mellitus, radang sendi dengan berbagai jenisnya, penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner dan stroke.

Di sisi lain, kegemukan juga meningkatkan resiko terjatuh dan cedera. Berat badan berlebih menyebabkan orang kurang suka bergerak sehingga tentu saja bisa berakibat pada penurunan tingkat kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Sebenarnya kapan sih seseorang dikatakan obesitas ?
Ini nih the late question !

The late answer juga toh ?
So jelas heh ! Kalo dulu kegemukan dihitung berdasarkan rumus : ( Tinggi Badan – 100 ) x 90 persen, maka sekarang para pakar lebih menganjurkan kita memakai ukuran BMI atau Body Mass Index yang dalam bahasa kita disebut IMT ( Indeks Massa Tubuh ).

Gimana penghitungannya ?
Rumus IMT gini, Berat Badan dalam kilogram, dibagi dengan Tinggi Badan dalam meter, yang dikuadratkan. Kalo hasilnya antara 25 sampai dengan 30, berarti kegemukan. Kalo lebih dari 30 itu adalah obesitas.

Bingung aku ah !
Aku beri contoh ya. Berat badan dan tinggi badan Anda berapa ?

Berat badanku 72 kilogram dan tinggiku 162 sentimeter.
Lumayan juga ya.

Lumayan kurus kan, ha ha ha.
Bukan, lumayan gapuak, ha ha ha.

Ah, masa ?
Mari kita buktikan. Kalo dimasukin ke rumus jadinya 72 dibagi dengan 1,62 kuadrat. Hasil nya 72 dibagi dengan 2,62 sama dengan 27. Jadi.....!

BMI-ku ideal kan ?
Maunya sih gitu, nggak taunya, kegemukan, ha ha ha. BMI Anda kan 27, artinya berada di antara 25 sampai dengan 30. Itu artinya......!

Ya udah, aku sadar, aku kegemukan, jangan nyindir terus ah. Nyindir itu lebih kejam dari pembunuhan lho, ha ha ha. Sekarang yang pentingkan solusinya, Choi !
Langkah pertama tentu saja ’memangkas’ kelebihan asupan makanan dengan melaksanakan program diet yang tepat. Artinya harus dengan perhitungan yang akurat dan tidak secara drastis menurunkan berat badan. Ini babuayo !

Langkah kedua ?
Berolahraga, Choi ! Program olahraga yang tepatpun harus dikembangkan. Tidak boleh seseorang yang sangat gemuk langsung melakukan aktivitas berat. Bisa – bisa mogok tuh jantung ! Berikutnya, ’minta tolong’ kepada suplemen penurun dan pengontrol berat badan. Jelas, mengkonsumsi suplemen ini pun tak boleh sembarangan harus seizin Pak RT eh Dokter. Kalo yang kegemukannya sangat mengkhawatirkan, bisa juga dilakukan operasi oleh dokter ahli.

Saat berpuasa?
Justru puasa sangat membantu Anda, Bro! Berpuasa secara smart dan berolahraga bisa buat BB Anda turun ’n kembali langsing! Hanya saja ati-ati, jangan sampai sesudah Puasa Ramadahn berakhir, Anda bukannya langsing lagi tapi langsung!

Langsung opo, Choi?
Langsung gembrot karena ’aku masih mau seperti yang dulu’, ha ha ha.

Triple A deh, Ada-ada Aja, he he he. Eh ngomong-ngomong, kolesterol berhubungan juga dengan obesitas ya ?
Bisa saja! Kita ngomongin kolesterol lebih detil ya. Sebenarnya 80 persen kolesterol diproduksi oleh tubuh kita sendiri karena memang diperlukan. Nah, hanya 20 persen yang berasal dari luar, dari asupan makanan kita. Sumber dari luar ini yang mesti diatur ! Tapi bisa juga kolesterol tinggi pada orang nyang kurus.

Lho, kok ada orang yang pola makannya baik tapi tetap juga kadar kolesterolnya tinggi ?
Sekali lagi, bisa saja, Bro. Secara alamiah tubuh orang itu memproduksi kolesterol lebih banyak  atau pola makan yang baik itu baru dijalani. Untuk yang seperti ini, jelas diperlukan pengobatan. Tapi, kadar kolesterol yang tinggi pada sebagian besar orang sebenarnya dapat dikontrol sebelum menggunakan obat.

Caranya ?
Menurunkan berat badan pada orang yang kegemukan sampai obes. Juga berolahraga secara teratur. Dan, mengatur asupan kolesterol dari luar tadi itu. Yang mesti dilakukan tentunya mengurangi pasokan lemak jenuh, lemak trans dan sumber makanan yang kaya kolesterol jahat serta, yang perlu diperhatikan, berfokus pada makanan yang justru boleh dimakan bahkan membantu memperbaiki kadar kolesterol tubuh. Ini strategi yang jitu ! Masa puasa merupakan masa yang sangat baik untuk mengatur pasokan ini !

AA deh Choi! TQ.

Click to comment