-->

SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : PERBAIKI DANDANANMU, NONA !


Brenda, wanita cantik dengan mata berbinar menemui Sang Filsuf di kantornya dan menyapa, ”Selamat pagi, Tuan, boleh aku masuk?”
Dengan sangat ramah Filsuf Tua menyahut, ”Tentu saja, Brenda, silakan duduk. Ada yang bisa kubantu?”
Rasa kecewa terlihat jelas di mata indah Brenda. “Berkali-kali aku mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, berkali-kali pula aku tak terpilih. Apa yang salah dengan diriku, Tuan?”
Sang Filsuf menyunggingkan senyuman termanis yang pernah dimilikinya. Senyum manis di bibir tuanya yang keriput. Ia berujar, ”Kau hampir putus asa, Nona?”
“Benar, Tuan!” jawab Brenda lirih.
“Coba jawab pertanyaanku, Nona. Kalau saja pacarmu tiba-tiba membatalkan rencana kencan malam minggu kalian, apa yang kau lakukan?”
“Masuk kamar, memeluk guling sambil menangis, Tuan. Apalagi yang dapat kulakukan?” jawab Brenda tersipu.
“Kalau itu terjadi berkali-kali?” tanya Filsuf Tua menggoda.
“Ya, berkali-kali pula aku masuk kamar, memeluk guling sambil menangis, Tuan!”
“Maaf, Nona, tampaknya kau kurang pintar, ha ha ha! Alangkah baiknya kalau di malam minggu itu kau masuk kamar lalu memperhatikan wajahmu di cermin. Lihatlah lagi, apakah dandanmu terlalu pucat, nyaris tanpa warna? Atau bahkan begitu tebalnya hingga tampak menor dan si dia nyaris tak mengenalmu lagi? Sekali lagi, amati dandananmu dan perbaikilah, Nona! Itu jauh lebih baik dari…….”
“Masuk kamar, memeluk guling sambil menangis, ya kan Tuan?”

Click to comment