-->

TANDA-TANDA STRES PADA EKSEKUTIF


Dunia terus menerus berubah, bahkan semakin cepat dan lebih cepat. Perubahan dalam dunia membawa begitu banyak tuntutan termasuk tuntutan pekerjaan di kalangan eksekutif, tuntutan dalam kehidupan perusahaan maupun pribadi. Semua tuntutan itu memaksa seorang eksekutif berbuat lebih dan lebih, bahkan hingga di luar kemampuan fisik dan mentalnya. Dan itu sangat bisa menyebabkan stres!

Semakin tinggi kedudukan eksekutif jelas semakin tinggi pula tuntutan yang dihadapinya dan semakin tinggi tingkat stres yang mungkin dialami. Seorang eksekutif bawahan masih punya ‘back up’, eksekutif yang lebih tinggi. Namun, bagaimana ‘nasib’ eksekutif puncak? Siapa back up-nya? Eksekutif puncak tidak hanya menghadapi segala masalah di dalam perusahaan tetapi juga sejumlah besar tekanan dari luar yang gonjang ganjing! Belum lagi masalah dalam keluarga, perkawinan, dan kehidupan pribadi.  Waduh, ruwet dan bikin pusing!

Berikut ini adalah sejumlah tanda-tanda stres pada eksekutif menurut Psikiater O’ Connor, dalam tulisan Dadang Hawari, 1995:

Semakin banyak mengkonsumsi minuman keras bagi yang biasa mengkonsumsinya atau mulai mengkonsumsi bagi yang belum pernah merasakan kenikmatannya.

Merokok berlebihan dibanding biasanya.

Gairah seksual atau libido dan kebiasaan hubungan intim berubah, bisa jadi menggebu-gebu atau malah loyo hingga tak berselera sama sekali.

Semakin sulit dan bingung serta asal ‘cari aman’dalam pengambilan keputusan. 

Pribadi yang ramah dan menyenangkan kini berubah menjadi si pemarah dan cepat tersinggung.

Berubah menjadi workaholic, tiba-tiba sering bekerja hingga larut malam di kantor, yang sebelumnya jarang dilakukan.

Perubahan bobot, semakin kurus atau malah makin gembrot alias obesitas.

 Tiba-tiba menjadi ‘atlet dadakan’ atau menjalani diet yang tak bertahan lama.

Moralitas dan etik mulai diragukan. Eksekutif yang sebelumnya sangat terkenal karena kejujuran dan keterbukaan, kini menjadi tidak jujur dan tertutup serta mulai melanggar etik yang selama ini digenggam erat.

Eksekutif yang dikenal sangat bertanggung jawab kini telah menjelma menjadi orang yang suka mengelak dari tanggung jawab bahkan melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.

Bersikap atau bereaksi ‘lebay’ terhadap hal atau masalah kecil.

Sang realistis dan logis telah bersublimasi menjadi pengkhayal yang mengimpikan ‘masa depan yang jauh lebih baik dan menyenangkan’.

 Makin sering lupa, berbuat kesalahan dan kecerobohan padahal selama ini dikenal sebagai sebagai eksekutif yang punya memori kuat, teliti, dapat dipercaya, dan very smart.

Jika Anda seorang eksekutif dan menunjukkan ciri-ciri di atas, berhati-hatilah. Bila terasa sangat mengganggu, tak ada salahnya Anda mohon bantuan profesional, psikolog atau psikiater. 

 

Baca Juga : 

    Click to comment