-->

SENANDUNG BIJAK SANG FILSUF : KONSISTENSI


”Aku heran dengan sikap beberapa orang yang merasa diri pemimpin yang ada di sekitarku, Tuan,” ujar Valent kepada Sang Filsuf.
“Ada apa lagi, Nak?” tanya Filsuf Tua sembari mengernyitkan keningnya.
“Rencanaku melanjutkan pendidikan paska sarjana dulu mereka setujui, Tuan. Eh seiring waktu, mereka berbalik. Siapa yang nggak kesel sih, Tuan!” sahut Valent.
“Kau tahu segala sesuatu di dunia sedang berubah, Nak? Kau tahu semuanya tidak tetap kecuali perubahan itu sendiri? Nah, kau jangan heran dengan segala perubahan itu!” tanya Sang Filsuf.
“Kalau begitu Anda membenarkan inkonsistensi yang mereka tunjukkan, Tuan?” sahut Siska lagi.
“Dengarlah ini, Anak Muda. Aku bukan membenarkan inkonsistensi mereka! Justru konsistensi sangat dibutuhkan di dalam dunia yang sedang berubah ini!”
“Semua kalimat Anda membingungkan, Tuan!”
“Jangan bingung, Valent. Justru di dalam dunia yang terus berubah ini lebih dibutuhkan konsistensi. Mengapa? Karena tanpa konsistensi, seorang pemimpin akan dimangsa oleh perubahan. Dia atau mereka akan menjadi korban dan alat permainan perubahan. Masalahnya, Valent, bagaimana membentuk konsistensi itu.”
“Bagaimana, Tuan?”
“Mengamati dengan seksama, mempelajari dengan smart, dan memikirkan secara matang sebelum mengambil keputusan. Dengan begitu, konsistensi tetap terjaga dalam banyak kesempatan dan keputusan, sekalipun semua sedang berubah, bahkan berubah seberubah-berubahnya!”

Baca Juga :

    Click to comment