-->

CARA PENTING MEMBANTU ANAK DISLEKSIA


Ibu, masih ingat Andrew, penyandang disleksia? Tentu saja orang tua dan gurunya tidak bisa tinggal diam, mereka harus membantu Andrew, walaupun disleksia adalah gangguan seumur hidup dan tidak ada pengobatan untuk gangguan ini, Bu. Tapi, perlu penanganan dini yang memberikan harapan bagi mereka dan membantu mereka untuk bersekolah.

Orang tua perlu sesegera mungkin berkonsultasi dengan dokter spesialis anak bila menemukan kemungkinan tanda-tanda disleksia pada anak mereka, Bu. Lalu dilakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan kesulitan belajar pada anak, misalnya pemeriksaan ketajaman penglihatan atau visus mata. Kalau tidak ditemukan gangguan visus maka anak akan dirujuk kepada tenaga spesialis pembelajaran, psikolog pendidikan atau ahli terapi wicara.

Anak dengan disleksia tidak selalu sangat sulit membaca. Hanya saja mereka membutuhkan bantuan yang lebih dibanding anak-anak lain termasuk teknik pembelajaran dalam kelas reguler.  Bisa jadi diperlukan rencana aksi khusus yang perlu diimplementasikan bagi anak disleksia di sekolah, Bu. Mungkin mereka butuh sedikit waktu lebih untuk pengajaran empat mata atau pengajaran dalam kelompok kecil. Kalau sekolah tidak mau atau tidak mampu memfasilitasi anak disleksia, maka orang tua perlu mencari sekolah lain yang mau dan mampu. Nah, di sinilah pentingnya peran pemerintah, Bu, menyediakan, memfasilitasi, dan memonitor secara sungguh-sungguh, sekolah, baik negeri maupun swasta, bagi anak dengan berbagai gangguan pembelajaran, termasuk disleksia, dengan rencana pembelajaran dan implementasi yang sungguh-sunggguh membantu anak, bukan asal ada dan abal-abal, Bu!

INTERVENSI BERFOKUS KETRAMPILAN FONOLOGIS
Intervensi awal yang seharusnya dilakukan berfokus pada ketrampilan fonologis. Dan intervensi ini paling efektif untuk peningkatan kemampuan membaca dan menulis. Enam unsur inti ketrampilan fonologis yang dimuat dalam NHS Choices adalah:
1.      'Penyadaran’ fonemik: mengajarkan kepada anak cara mengenali dan mengidentifikasikan suara atau fonem dalam kata yang diucapkan.
2.      Instruksi fonik: mengajari anak cara membunyikan huruf-huruf tertulis yang berhubungan dengan fonem, yang disebut grafem.
3.      Instruksi pengejaan dan penulisan: mendorong anak mengkombinasikan huruf dan grafem membentuk kata. Kemudian menggunakan kata-kata membentuk kalimat yang lebih kompleks.
4.      Instruksi kelancaran berbahasa: mengajak anak mempraktekkan cara membaca kata dengan tepat.
5.      Instruksi perbendaharaan kata: mengajari anak mengenali kata-kata yang dibaca saat membentuk dan berusaha memahami kata baru.
6.      Instruksi komprehensif: mengajari anak untuk menyadari sendiri pengertian saat membaca dan kalau ada kesenjangan pengertian, mereka terdorong untuk bertanya.

TIPS UNTUK ORANG TUA ANAK PENYANDANG DISLEKSIA:
1.      Pelajari dan pahami disleksia termasuk cara penanganan anak disleksia. Berdiskusi dengan orang tua lain yang punya anak disleksia juga sangat membantu.
2.      Pahami kebutuhan anak. Jalin komunikasi dengan para guru dan tenaga profesional lain. Pastikan anak terfasilitasi dengan tepat di sekolah.
3.      Beri dorongan kepada anak untuk membaca demi perkembangan kemampuannya.
4.      Fasilitasi anak untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bila memungkinkan, fasilitasi anak dengan guru privat.
5.      Dorong anak melakukan kegiatan yang disukainya seperti olah raga, seni, teater, dan kegiatan luar sekolah lainnya.
6.      Beri umpan balik dan dorongan positif kepada anak.
7.      Beri bantuan jika anak menunjukkan tanda-tanda stress emosional. Mungkin dia butuh bantuan professional seperti psikolog, dokter anak, dan yang lain?
8.      Fasilitasi anak dengan komputer karena bisa sangat membantu pembelajaran anak penyandang disleksia.

Click to comment