-->

5 PENYEBAB LANSIA RENTAN INFEKSI


Infeksi sering ditemukan pada lansia. Infeksi cukup sering menyebabkan rasa sakit, penderitaan, bahkan kematian pada lansia. Infeksi juga menjadi masalah cukup pelik dalam perawatan lansia. Mengapa? Karena infeksi pada lansia berbeda dengan infeksi pada orang yang lebih muda. Yang jelas, infeksi pada lansia sering kali lebih berat namun sering sulit terdekteksi daripada infeksi pada dewasa muda.


MENGAPA LANSIA RENTAN INFEKSI ?
Sejumlah faktor yang berperan menyebabkan lansia rentan infeksi adalah:

1.    Perubahan sistem dan respons kekebalan.
Penurunan fungsi berbagai organ tubuh lumrah pada lansia akibat proses penuaan atau ageing. Tentu saja sistem imun atau kekebalan tidak luput dari penurunan fungsi ini. Respons sistem kekebalan pada lansia tidak secepat atau seefisien pada orang muda. Berkurangnya produksi immunoglobulin sebagai antibodi adalah salah satu penyebab. Penyebab lain adalah penurunan kemampuan tubuh untuk membedakan benda asing dan benda yang memang berasal dari bagian tubuh sendiri. Ditambah lagi dengan penurunan jumlah limfosit T, salah satu bentuk sel darah putih yang berfungsi melawan bakteri. Semua hal itu menyebabkan penurunan kerja sistem kekebalan pada lansia.

2.    Adanya penyakit penyerta.
Tidak jarang akibat proses degeneratif atau proses penurunan struktur dan fungsi organ-organ tubuh, lansia ‘diserang’ berbagai penyakit yang jarang terjadi pada orang yang lebih muda. Berbagai penyakit yang mungkin sudah lebih dulu ada tersebut berpotensi ‘mengundang’ terjadinya infeksi pada lansia. Sebut saja diabetes mellitus. Penyakit kencing manis ini bisa memunculkan sejumlah komplikasi akibat kerusakan pembuluh darah yang diakibatkannya. Akibat kerusakan pembuluh darah, penyakit-penyakit infeksi tak jarang ‘membonceng’ di ‘belakang’ diabetes. Penyakit lain adalah keganasan atau kanker yang juga sering mengundang infeksi. Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah atau aterosklerosis serta kepikunan atau demensia memiliki andil pula dalam menyebabkan serangan infeksi pada lansia. Sifat kronis sejumlah penyakit itu meningkatkan kemungkinan lansia diserang infeksi yang membonceng tadi.


3.      Gangguan nutrisi.
Gangguan nutrisi yang sering menyebabkan lansia rentan infeksi adalah kurang gizi atau under nutrition. Kurang gizi sering dijumpai di kalangan lansia, baik yang tinggal di rumah bersama keluarga maupun yang berdiam di panti werdha.

Banyak hal menjadi penyebab lansia kurang gizi. Mulai dari masalah struktural anatomik mulut hingga saluran cerna bawah, seperti gigi yang ompong, refleks menelan yang makin lambat, kerongkongan yang menyempit, lambung yang mengecil, produksi enzim pencernaan yang berkurang hingga terganggunya penyerapan makanan dan sering diare karena rambut-rambut penyeranan pada bagian-bagian usus semakin tumpul.

Belum lagi masalah psikologik yang dialami lansia seperti gangguan mood, rasa sedih, kesepian bahkan depresi karena ditinggal pasangan, dan lain-lain. Gangguan memori dan kepikunan juga menjadi penyebab under nutrition lansia. Keterbatasan gerak dan masalah ekonomi tak jarang menjadi hambatan pula bagi lansia untuk mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.

4.    Gangguan fungsional tubuh.
Selain melalui gangguan nutrisi, keterbatasan gerak lansia secara langsung juga menjadi penyebab infeksi misalnya infeksi paru-paru. Gangguan fungsional lain misalnya gangguan berkemih atau ngompol, tidak mampu menahan buang air kecil sehingga membutuhkan kateter yang berpotensi menyebabkan ISK, infeksi saluran kemih. Urin yang keluar saat ngompol juga berpotensi menyebabkan munculnya borok pada bagian belakang badan. Gangguan saluran pencernaan pada lansia menyebabkan lansia butuh selang makanan. Inipun meningkatkan risiko infeksi. Pemakaian alat bantu lain seperti masker oksigen, jarum infus, dan selang pernapasan atau endotracheal tube bisa pula mengundang infeksi pada lansia.

5.    Faktor lingkungan.
Lingkungan rumah yang sanitasinya jelek juga menyebabkan lansia rentan terhadap infeksi. Kebersamaan di panti werdha yang nampaknya ‘menyenangkan’ bagi sebagian lansia walaupun bagi sebagian lagi tidak, ‘menyimpan’ potensi infeksi. Lebih-lebih di negara kita yang sebagian besar panti werdha-nya dihuni oleh lansia dengan status sosial ekonomi rendah dan ketersediaan fasilitas sering kali ala kadarnya.

Sekali lagi, sudah menjadi kodrat manusia, saat lansia rentan infeksi. Karena itu perlu perhatian lebih bagi sejumlah faktor yang meningkatkan kerentanan lansia terhadap infeksi agar angka kesakitan bahkan angka kematian akibat infeksi pada lansia dapat diminimalisasi dan lansia di sekitar kita lebih sejahtera, jiwa dan raga. 







Click to comment