Infeksi
sering ditemukan pada lansia. Infeksi cukup sering menyebabkan rasa sakit,
penderitaan, bahkan kematian pada lansia. Infeksi juga menjadi masalah cukup pelik
dalam perawatan lansia. Mengapa? Karena infeksi pada lansia berbeda dengan
infeksi pada orang yang lebih muda. Yang jelas, infeksi pada lansia sering kali
lebih berat namun sering sulit terdekteksi daripada infeksi pada dewasa muda.
MENGAPA LANSIA RENTAN INFEKSI ?
Sejumlah
faktor yang berperan menyebabkan lansia rentan infeksi adalah:
1.
Perubahan
sistem dan respons kekebalan.
Penurunan
fungsi berbagai organ tubuh lumrah pada lansia akibat proses penuaan atau
ageing. Tentu saja sistem imun atau kekebalan tidak luput dari penurunan fungsi
ini. Respons sistem kekebalan pada lansia tidak secepat atau seefisien pada orang
muda. Berkurangnya produksi immunoglobulin sebagai antibodi adalah salah satu
penyebab. Penyebab lain adalah penurunan kemampuan tubuh untuk membedakan benda
asing dan benda yang memang berasal dari bagian tubuh sendiri. Ditambah lagi
dengan penurunan jumlah limfosit T, salah satu bentuk sel darah putih yang berfungsi
melawan bakteri. Semua hal itu menyebabkan penurunan kerja sistem kekebalan
pada lansia.
2.
Adanya
penyakit penyerta.
Tidak
jarang akibat proses degeneratif atau proses penurunan struktur dan fungsi
organ-organ tubuh, lansia ‘diserang’ berbagai penyakit yang jarang terjadi pada
orang yang lebih muda. Berbagai penyakit yang mungkin sudah lebih dulu ada
tersebut berpotensi ‘mengundang’ terjadinya infeksi pada lansia. Sebut saja
diabetes mellitus. Penyakit kencing manis ini bisa memunculkan sejumlah
komplikasi akibat kerusakan pembuluh darah yang diakibatkannya. Akibat kerusakan
pembuluh darah, penyakit-penyakit infeksi tak jarang ‘membonceng’ di ‘belakang’
diabetes. Penyakit lain adalah keganasan atau kanker yang juga sering
mengundang infeksi. Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah atau
aterosklerosis serta kepikunan atau demensia memiliki andil pula dalam
menyebabkan serangan infeksi pada lansia. Sifat kronis sejumlah penyakit itu
meningkatkan kemungkinan lansia diserang infeksi yang membonceng tadi.
3.
Gangguan
nutrisi.
Gangguan
nutrisi yang sering menyebabkan lansia rentan infeksi adalah kurang gizi atau
under nutrition. Kurang gizi sering dijumpai di kalangan lansia, baik yang
tinggal di rumah bersama keluarga maupun yang berdiam di panti werdha.
Banyak
hal menjadi penyebab lansia kurang gizi. Mulai dari masalah struktural anatomik
mulut hingga saluran cerna bawah, seperti gigi yang ompong, refleks menelan yang
makin lambat, kerongkongan yang menyempit, lambung yang mengecil, produksi
enzim pencernaan yang berkurang hingga terganggunya penyerapan makanan dan
sering diare karena rambut-rambut penyeranan pada bagian-bagian usus semakin
tumpul.
Belum
lagi masalah psikologik yang dialami lansia seperti gangguan mood, rasa sedih,
kesepian bahkan depresi karena ditinggal pasangan, dan lain-lain. Gangguan memori dan
kepikunan juga menjadi penyebab under nutrition lansia. Keterbatasan gerak dan
masalah ekonomi tak jarang menjadi hambatan pula bagi lansia untuk mendapatkan
asupan nutrisi yang optimal.
4.
Gangguan
fungsional tubuh.
Selain
melalui gangguan nutrisi, keterbatasan gerak lansia secara langsung juga
menjadi penyebab infeksi misalnya infeksi paru-paru. Gangguan fungsional lain
misalnya gangguan berkemih atau ngompol, tidak mampu menahan buang air kecil
sehingga membutuhkan kateter yang berpotensi menyebabkan ISK, infeksi saluran
kemih. Urin yang keluar saat ngompol juga berpotensi menyebabkan munculnya
borok pada bagian belakang badan. Gangguan saluran pencernaan pada lansia
menyebabkan lansia butuh selang makanan. Inipun meningkatkan risiko infeksi. Pemakaian
alat bantu lain seperti masker oksigen, jarum infus, dan selang pernapasan atau
endotracheal tube bisa pula mengundang infeksi pada lansia.
5.
Faktor
lingkungan.
Lingkungan
rumah yang sanitasinya jelek juga menyebabkan lansia rentan terhadap infeksi. Kebersamaan
di panti werdha yang nampaknya ‘menyenangkan’ bagi sebagian lansia walaupun
bagi sebagian lagi tidak, ‘menyimpan’ potensi infeksi. Lebih-lebih di negara kita
yang sebagian besar panti werdha-nya dihuni oleh lansia dengan status sosial ekonomi
rendah dan ketersediaan fasilitas sering kali ala kadarnya.
Sekali
lagi, sudah menjadi kodrat manusia, saat lansia rentan infeksi. Karena itu
perlu perhatian lebih bagi sejumlah faktor yang meningkatkan kerentanan lansia
terhadap infeksi agar angka kesakitan bahkan angka kematian akibat infeksi pada
lansia dapat diminimalisasi dan lansia di sekitar kita lebih sejahtera, jiwa
dan raga.
- KANKER PROSTAT : MOMOK KAUM PRIA
- KONSISTENSI
- CATATAN CINTA GREG 1 : 'HADIAH' PAK WILLIAM
- TIPS ‘MOVE ON’ DARI ‘MASA LALU’
- MINYAK ZAITUN: MINYAK TERSEHAT DI DUNIA !
- TIPS MELINDUNGI LUTUT TERHADAP NYERI
- KEPRIBADIAN UNGGUL PEMIMPIN: PERGESERAN PARADIGMA !
- NGOROK BIKIN HIPERTENSI ? ITU 'OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA' !
- ANDA NGOROK ? JANGAN-JANGAN OSA (OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA) !
- DIET TEPAT 'PERANGI' ASAM URAT
- PANTAU RISIKO ASAM URAT ANDA
- RISIKO DEPRESI PEREMPUAN PERIMENOPAUSE
- MENGAPA LANSIA DEPRESI ?
- CARA MENGENALI TANDA-TANDA DEPRESI PADA LANSIA
- APAKAH STRES ITU (BISA) BAIK ?
- PERAN PASANGAN MERETAS STRES PADA EKSEKUTIF
- TANDA-TANDA STRES PADA EKSEKUTIF
- MENGENAL DAN MENGATASI KEJANG DEMAM PADA ANAK
- MENGATASI RASA TIDAK SUKA PADA PEKERJAAN
- TIPS PANGKAS ASUPAN KALORI
- PEMIMPIN VISIONER: PRIBADI UNGGUL