-->

CATATAN CINTA GREG 4 : I WILL BE TRUSTED LEADER !

Kota Kenangan, 22 Juli Tahun Perdana Perkawinan Kami

Tak terasa sudah seminggu aku tak menggoreskan pena dalam catatan cintaku. Kesibukan di perusahaan sangat menyita perhatian dan waktuku. Untunglah my nice dove sangat pengertian dan selalu memberi support for me. Mudah-mudahan bukan karena ‘pengantin baru’ he he he.

Beberapa waktu sebelum mulai bekerja di sini, aku sudah banyak mendengar tentang perusahaan ini. Hanya beberapa hari bekerja bersama para staf di perusahaan ini membuatku mampu menangkap sekilas kesan yang tampaknya persis sama dengan informasi yang kuperoleh sebelumnya, ada sejumlah ‘wajah curiga’. Kepada siapa ? Kepada perusahaan, kepada pimpinan, bahkan kepadaku sebagai Dirut dan mungkin juga kepada diri mereka sendiri. Siapa tahu ?

Sejumlah perasaan dan pikiran berkecamuk dalam hati dan benakku, sedih, prihatin, kecewa, bahkan jengkel dan marah ! Bagaimana mungkin meningkatkan kinerja dengan menganut curigologi seperti ini ? Pantas kinerja perusahaan ini ambrol ! Tapi, pikiran lain menantangku, kau mau marah kepada siapa ? Bukankah lebih baik kau mencari tahu, mengapa ?

Ya, mengapa ??? Tentu pertanyaan itu membutuhkan waktu untuk mencari dan menemukan jawabannya. Sekali lagi, wait the right moment !
Tanpa melupakan ‘tugas’ mencari jawaban pertanyaan itu, aku mulai bergumul dengan satu kata penting bagi para manajer, menjadi trusted leader, pemimpin yang dipercaya, meminjam istilah Mario Teguh, pemimpin yang dipercaya. Pastilah mereka tidak dengan serta merta akan mempercayaiku begitu saja, bahkan dengan deretan slogan dan kata-kata indah yang dapat kusampaikan. Pasti tidak ! Tapi, aku harus berusaha mulai menunjukkan, perlahan namun pasti, bahwa aku mampu menjadi trusted leader bagi mereka, bagi perusahaan ini.

Aku jadi ingat kisah seorang anak kecil yang tidak ragu ‘membonceng’ di bahu ayahnya, seorang pemain akrobat, ketika menyeberang di atas seutas tali, sementara tak ada seorangpun di antara penonton yang berani. Kepercayaan membuat orang berani menggantungkan harapannya pada orang lain dan meng-amin-kan apa yang dituturkan ataupun dilakukan orang itu. Mengapa Anda mempercayai dia ? Karena saya tahu, dia bisa melakukannya dengan baik.
Begitu juga pemimpin. Pemimpin macam apakah yang dapat dipercayai oleh para staf ? Pemimpin yang, menurut staf, hampir pasti mampu melakukan apa yang dikatakannya dan apa yang diharapkan oleh orang-orang yang dipimpinnya. Dan kepercayaan itu, menurut Mario Teguh, adalah ‘hadiah terbaik yang pernah diterima oleh pemimpin’.

Kubaca pandangan KH Hasyim Muzadi, ‘Kepemimpinan itu kuat kalau rakyat yang dipimpinnya menuruti apa yang dikatakan dan diperintahkan pemimpin. Pemimpin dapat mengarahkan rakyatnya jika ada kepercayaan dari rakyat. Untuk itu, pemimpin harus aspiratif dan teguh memperjuangkan kepentingan rakyat.’

Integritas adalah syarat utama pembentuk kepercayaan, kata Mario Teguh lagi. Secara sederhana, integritas adalah kesetiaan kepada kebenaran. Sebetulnya formula itu sangat sederhana dan tidak meluangkan diri bagi perbedaan penafsiran. Tetapi kepentingan-kepentingan pribadi yang bertentangan dengan pelayanan yang adil kepada kepentingan orang banyak telah menjadi perilaku pemimpin yang menjadikan banyak perusahaan menderita, dan bahkan rakyat sesuatu negara untuk hidup dalam kualitas di bawah hak mereka.

Membaca wacana itu membuatku berpikir dan bertanya-tanya, mungkinkah ini yang selama ini terjadi di perusahaan ini ? Wait the right moment to know the answer ! Namun, aku pulang dari kantor sore ini dengan tekad dalam hati, memupuk kesetiaan yang konsisten pada kebenaran, bahkan dengan semua konsekwensinya. Dan semua itu membutuhkan kejujuran, kepada diri sendiri dan kepada dunia.

Click to comment